Tuesday 29 January 2008

Budayaku


Ketika pagi ini berangkat kerja, aku sedikit santai karena masih lebih pagi dari biasanya, jalanan masih sepi dan lengang, maka bisa menikmati sejuk udara pagi Bekasi, kaca mobil di buka dan melaju perlahan. Memasuki pintu Tol Jati Asih, terjadi antrian, karena jalan menyempit, sekitar 6 mobil ada didepan . Tiba-tiba sebuah mobil setengah gede yang bagus warna hitam dibelakang saya membunyikan klakson dan menarik lampunya berkali-kali. Saya menjadi sedikit bingung, akan maksudnya, apakah ada kerusakan atau sesuatu yang salah dengan mobil saya, saya perhatikan tidak ada, semua ok saja, kembali mobil tersebut membunyikan klakson dan menarik lampu, saya jadi tidak habis pikir, maunya apa, apakah saya harus mempercepat mobil atau menepi untuk memberinya jala, kedua-duanya tidak mungkin karena jalan sempit dan antrian, atau apakah saya mengikuti perbuatannya ikut-ikutan membunyikan klakson dan menarik lampu, rasa-rasanya kok berlebihan, yang membawa mobil tersebut berpakaian bagus dan berdasi, wajah kelimis dan terawat jelas bukan sopir tetapi pemilik. Tapi itulah sebagian kita, anda dan saya juga kadang-kadang juga seperti itu, mungkin dia sedang terburu-buru sehingga orang lain juga harus terburu-buru. Tidak terlalu sulit sebetulnya melihat contoh-kesewenangan disekitar kita, tetapi bila itu sudah dilakukan oleh banyak orang, jangan-jangan itu memang sudah budaya kita ???? ..

Monday 28 January 2008

Pelantar

Pelantar adalah bangunan yang didirikan di tepi pantai yang biasanya sudah mengambil sebahagian laut, sehingga dibawah pelantar adalah laut. Memandang ke arah laut dari pelantar begitu jelas, tanpa penghalang dan tanpa batas, begitu dekat dan tanpa penyekat, karena merupakan bagian dari laut.

Memandang Ke Laut. Melihat laut Indonesia khususnya, kita terbiasa membelakangi laut, mendirikan bangunan membelakangi laut, padahal laut begitu indah dan dinamis, maka pandang lah ke laut.